Daya saing bangsa harus kita dorong terus yaitu dengan peningkatan SDM. Saat ini dalam pemerintahan Jokowi-JK menurut Global Competitiveness Report terkait daya saing bangsa Indonesia sudah mencapai peringkat ke-36 dari peringkat 41 sebelumnya," jelas Menristekdikti Mohamad Nasir saat diskusi media Forum Merdeka Barat (FMB) 9 dengan tema Membangun Indonesia Dalam Perspektif Peningkatan Daya Saing Daerah, bertempat di Ruang Hayam Wuruk, Gedung Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur, Surabaya, Kamis (22/11/2018).
Sejauh ini, Kemenristekdikti telah fokus mengembangkan penelitian yang memiliki daya saing pada 10 sektor antara lain teknologi pangan, informasi dan teknologi, transportasi (darat, laut dan udara) dan kesehatan.
Misalnya soal pengembangan teknologi pangan. Pusat penelitian kopi dan kakao ada di Jember, Jawa Timur. Ini merupakan hasil dari Science Techno Park di Jember. "Dulu Swedia mengimpor kopi dari Amerika, lalu ditawarkan agar mengambil kopi langsung dari Indonesia. Setelah mereka datang ke Indonesia, akhirnya tertarik, sekarang import langsung dari Indonesia. Jika dulu pembibitan kopi dari biji dan batangnya, kini sudah bisa dikembangkan dari rekayasa daun. Riset membuat bibit dari daun hingga 2 juta bibit," jelas Menteri Nasir.
Dulu Swedia mengimpor kopi dari Amerika, sekarang impor langsung dari Indonesia
Salah satu inovasi dari Jawa Timur yang namanya mungkin sudah sangat familiar di telinga masyarakat Jawa Timur adalah produk motor listrik "GESITS" besutan para ahli dari Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya (ITS). Salah satu kecanggihan motor listrik ini bisa tembus sampai kecepatan 100 km/jam dan menggunakan smartphone sebagai speedometernya. Produk ini rencananya akan produksi massal pada awal 2019. Pabriknya sudah disiapkan di Sentul, Jawa Barat.
Selain itu Mohamad Nasir juga memaparkan banyak hal riset dan beberapa kebijakan Kemristekdikti lainnya. Perihal LRT yang diproduksi PT. INKA, produksi kapal selam, kebijakan Bidikmisi, rencana sistem daring (online) dsb.
Turut hadir juga Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas yang memaparkan 40 inovasi publik yang dilakukan oleh Pemkab Banyuwangi untuk meningkatkan potensi daerah. Pemaparan pada sesi ini juga membuat para hadirin berdecak kagum berkali-kali.
"Tour De Banyuwangi Ijen meniru Tour de France yang digelar 100 tahun yang lalu. Dari 36 event di Asia Pasific yang nilainya dapat excellent hanya 6. Di Indonesia yang mendapat excellent bukan Tour de Singkarak yang dibantu APBN 35 miliyar, dan juga bukan tour de Flores yang dibantu group perusahaan besar sampai 30 miliyar. Justru Tour de Banyuwangi Ijen yang dapat nilai excellent yang zero APBN. Dari sini saya ingin menyatakan Rakyat itu menjadi kekuatan dasyat ketika dimobilisasi dan dimotivasi. Uang bukan segalanya. Maka event-event festival di Banyuwangi menjadi salah satu cara untuk mendorong tadi." jelas Bupati Banyuwangi dengan penuh keyakinan.
Rakyat itu menjadi kekuatan dasyat ketika dimobilisasi dan dimotivasi. Uang bukan segalanya"
Selain itu Bupati Azwar Anas juga merekomendasikan sebuah buku yang sangat populer yang mesti dibaca bagi calon kepala daerah, pemerintah dan pengambilan keputusan public. Buku tersebut berjudul If Mayors Ruled The World dengan penulis Benjamin R Barber. Salah satu point dari buku tersebut adalah daerah menjadi kunci bagi kemajuaan nasional. daerah harus menyelesaikan hampir seluruh problem yang juga dihadapi pusat: kemiskinan, pendidikan, kesehatan, ketimpangan sosial, pemenuhan pangan dsb.
Beberapa inovasi dan kebijakan yang sudah dilakukan Pembab Banyuwangi selain yang sudah disebutkan di atas adalah sudah terhubungnya 172 desa dengan jaringan fiber optic dalam rangka program smart kampung, untuk meningkatkan daya saing lapis bawah, ada larangan berdirinya indomaret dan alfamart di Banyuwangi, larangan pembangunan hotel melati agar homestay terus bertumbuh. Saat ini ada 580 homestay sudah bisa mudah dipesan melalui aplikasi booking online.
Untuk kalangan menengah ke atas hanya diperbolehkan pembangunan hotel bintang 3 ke atas dan wajib memiliki nuansa dan nilai kelokalan daerah Banyuwangi. Ada juga inovasi Mall pelayanan Publik, ada 199 pelayanan dalam satu gedung, menyiapkan SMK jurusan kopi dan coklat. Selain itu Pemkab Banyuwangi memberikan beasiswa untuk sekolah hingga kuliah. Yang menarik, salah satu syarat bagi siswa penerima beasiswa yaitu dari keluarga tidak mampu dengan syarat tidak boleh mempunyai smartphone dan merokok.
Bupati Banyuwangi menegaskan, Karena tanpa inovasi, kita akan terbatas hanya mengandalkan APBN dan APBD. Sekarang perhari sudah ada 1.600 orang ke Banyuwangi. Pada 19 Desember nanti akan ada direct flight dari Kuala Lumpur ke Banyuwangi. Bandara Banyuwangi yang berlabel green airport juga tidak dibangun dengan APBN, tapi dengan sharing antara pemda dan swasta. Bagaimana kalian pasti ngiler kan?? kepengen suatu saat kabupaten tempat tinggal kalian ingin dipimpin oleh sosok pemimpin yang visioner seperti beliau…
Turut hadir juga sebagai narasumber dalam FMB 9 kali ini antara lain Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Meliadi Sembiring, Kepala Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan Laskda Agus Setyadi, dan Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur Wahid Wahyudi.
Mengenal Sekilas Forum Merdeka Barat (FMB) 9
Sudah cukup lama saya sempat mendengar atau mungkin membaca sekilas Forum Merdeka Barat (FMB) 9 di social media atau mungkin berita baris di tv atau mungkin di media berita online. Pastinya saya tidak terlalu mengingatnya. Namun waktu itu saya tidak tertarik untuk mencari tahu forum apa FMB 9 ini. Sampai Rabu kemarin (14/11), saya mendapat chat dari salah satu blogger Jakarta, yang menawari saya untuk menghadiri acara FMB 9 keesokan harinya di Surabaya.
Jujur mendengar nama forum dengan embel-embel kata "Merdeka Barat", saya sempat skeptis. Forum apaan nih? Forum yang membahas gerakan merdeka? Merdeka dari apa? Merdeka dari barat? Atau merdeka ingin lepas dari daerah tertentu (pemekaran daerah) atau merdeka apa nih kok namanya membuat saya penuh tanda tanya?.
Saya langsung melakukan pencarian informasi melalu search engine untuk menjawab pertanyaan yang berkecamuk di kepala. Tidak banyak penjelasan yang muncul dari hasil pencarian tentang alasan forum ini bernama Forum Merdeka Barat 9, walaupun sudah banyak media memberitakan bahwa forum ini dihadiri menteri atau pejabat negara. Sampai pada akhirnya saya menemukan informasi yang menyebutkan FMB 9 merupakan kegiatan yang dikoordinasi oleh Kementerian Komunikasi & Informatika (KemenKominfo).
Mengetahui fakta tersebut, saya cukup tenang. "Setidaknya forum yang akan saya sanggupi hadiri bukanlah forum yang nyeleneh!" pikir saya saat itu setelah mengetahui siapa yang menginisiasi forum ini. Namun tidak sampai di sini rasa penasaran saya. Saya belum menemukan artikel satu pun yang membahas alasan nama forum ini harus FMB 9. Sampai saat menjelang tidur malam, entah mengapa saya tiba-tiba kembali memikirkannya. Kata kuncinya adalah forum yang dikoordinasikan oleh Kominfo. Sampai saya berpikir:
Brilian! Hasil pencarian dengan kata kunci "Alamat Kominfo" menampilkan Jalan Medan Merdeka Barat No. 9 Jakarta Pusat 10110. Jadi nama forum ini diambil dari nama jalan lokasi kantor Kemenkominfo berada. Ok, Cased Closed! Ada gunanya juga sisa-sisa nonton detektif conan hehehe….
Jangan-jangan nama forum ini mengambil nama jalan lokasi kantor kementerian Kominfo berada."
Brilian! Hasil pencarian dengan kata kunci "Alamat Kominfo" menampilkan Jalan Medan Merdeka Barat No. 9 Jakarta Pusat 10110. Jadi nama forum ini diambil dari nama jalan lokasi kantor Kemenkominfo berada. Ok, Cased Closed! Ada gunanya juga sisa-sisa nonton detektif conan hehehe….
Dalam Forum Merdeka Barat 9 ini para menteri dan pemimpin lembaga diminta untuk mensosialisasikan program strategis, kebijakan pemerintah RI dan mengklarifikasi isu yang berkembang di masyarakat. Forum ini diharapkan bisa menjadi ajang interaksi langsung insan pers untuk mengklarifikasi dan menggali informasi dari pemerintah.
Dalam sambutannya Rosarita Niken Widiastuti-Dirjen IKP Kemkominfo saat membuka acara FMB 9 di Surabaya mengungkapkan bahwa FMB 9 ini rutin diselenggarakan oleh Kominfo biasanya di Jakarta minimal seminggu 1 kali untuk menyampaikan program-program kebijakan juga mengklarifikasi berbagai informasi-informasi agar menjadi rujukan masyarakat. FMB 9 selalu mengundang mayoritas para jurnalis, blogger, masyarakat umum dan akademisi untuk hadir dalam FMB 9.
Kominfo salah satunya bertugas sebagai GPR – Government Public Relation, yang tugasnya adalah menyampaikan program-program maupun kinerja pemerintah baik yang sudah, yang sedang dan akan dilakukan oleh pemerintah. Dalam rangka 4 tahun pemerintahan bapak Jokowi – JK, kami menggelar FMB 9 baik di Jakarta maupun di 8 kota/provinsi di Indonesia. "Dan tepat sekali untuk kesempatan pertama FMB 9 di daerah, Kominfo memilih Jawa Timur. Salah satu alasannya karena Indeks Daya Saing Jawa Timur menduduki ranking kedua nasional." jelasnya.(HN/*)
Zam. Sakjane waktu itu minta fotbar lagi gpp lhoooo
BalasHapusBapaknya buaiiiikk pol :-D
Kindly visit my blog: bukanbocahbiasa(dot)com